Sejarah Desa Mak kawing Kecamatan Balai Kab. Sanggau
Desa Makkawing terdiri dari 6 dusun, setiap dusun mempunyai catatan
sejarah yang agak bebeda, sejarah dusun –dusun tersebut dapat dilihat pada
uraian dibawah ini :
Dusun Makkawing
berasal dari masyarakat kampung Rumah Atu dengan penduduknya sebanyak 7
keluarga. Sekitar tahun 1959, kampung Rumah Atu ini terbakar, sehingga penduduknya pindah dan membuka hutan
rimba untuk pemukiman, dimana rimba tersebut bernama Rimba Makkawing. Sekitar tahun 1978-an ada pembangunan jalan
raya jalur Tayan -Sosok, sebagian besar
penduduk di rimba Makkawing ini pindah dan membangun pemukiman ke pinggir jalan
tersebut. Pada saat penduduk rimba Makkawing pindah dan membangun pemukiman di
jalan raya tersebut, diikuti juga oleh masyarakat yang berasal dari kampung
Batu Ampar dan Suga. Masyarakat dusun Makkawing adalah sub suku dayak Mali yang
leluhurnya berasal dari Temiang, khusus dari daerah Pelipik ( sekarang menjadi
dusun Pelipik desa Temiang mali ).
Beberapa kejadian penting bagi masyarakat Makkawing, diantaranya :Tahun 1969-1970, adanya penyebaran agama
Kristen Khatolik, sebelumnya sebagain besar masyarakat menganut kepercayaan (
anisme ). Tahun 1975, ada bantuan listrik desa dari subsidi desa berupa
genset.Sekitar tahun 1978-an, dibangun jalan raya jalur Sosok –Tayan serta pada
Tahun 1987, masuk pelayanan listrik oleh PLN.
Sejarah dusun Segalang
sebagai berikut ; Sekitar tahun 1958-an, Dusun segalang terdiri dari 3 kampung
kecil, yaitu kampung Nuraya dengan 3
keluarga, kampung kelampe 3 keluarga dan kampung lapangan bola 3 keluarga ( sekarang
menjadi lapangan bola Senggalang ). Dari 3 kampung ini berkumpul menjadi 1 pemukiman dengan nama Kampung Segalang.
Beberapa kejadian penting, diantaranya :
·
Tahun 1960-
1970-an mulai terbangun kampung Segalang
·
Tahun 1971, ada
serangan penyakit cacar
·
Tahun 1981, ada
listrik desa, berupa bantuan genset
·
Tahun 1993,
masuknya pelayanan PLN
Dusun Mungguk Lumut terdiri dari 3 pemukiman ( 3 RT ) yaitu : RT.5 Mg
Lumut, RT.6.Sepantun dan RT.7. Batu Ampar. Masing – masing pemukiman atau
kampung ini mempunyai sejarahnya masing-msing, sebagai berikut :
· Pemukiman
Mungguk Lumut , merupakan bagian masyarakat yang tinggal di tembawang Munggu
lumut Tua, kemudian setelah ada pembangunan jalan Makkawing-Semuncol masyarakat
berpindah kepinggir jalan dan mengubah nama dusun menjadi munggu lumut.
· Pemukiman
Sepantun, berasal dari masyarakat yang tinggal di tembawang Makdio, karena
kondisi kampung ini sering banjir atau tergenang air, sehingga pindah ke lahan
yang tinggi / tidak tergenang membangun pemukiman rumah betang yang disebut
Peladak. Karena penduduk bertambah banyak membentuk rumah masing-masing,
sehingga nama kampung berubah yaitu
dinamakan kampung Sepantun.
· Pemukiman Batu
Ampar, pada awalnya merupakan kampung kecil dan berdekatan dengan kampung
kelinsai. Ketika pemukiman batu Ampar ini kebakaran, masyarakatnya pindah
ke tembawang Suga. Ketika ada
pembangunan jalan raya Sosok-Tayan, sebagian besar penduduk kampung tembawang
Suga pindah ke jalan raya yaitu di kampung makkawing dan sisanya pindah ke
kampung kelinsai dan Tamang.
· Selanjutnya
kampung kelinsai, dimana masyarakatnya berasal dari kampung Begandol, warga
kampung ini terserang penyakit
gerumut/cacar mengakibakan banyak penduduk yang meninggal dunia,
sehingga warga ini pindah dan membangun kampung baru di lahan tembawang
Kelinsai yang dimulai 7 kk. Sekitar
tahun 1960-an Kampung Batu Ampar dan kampung Kelinsai merupakan satu wilayah
kampung Batu Ampar pemerintah desa gaya lama.
Ketika ada pembangunan jalan raya Sosok-Tayan, sebagian besar penduduk
kampung Batu Ampar yang tinggal di tembawang Suga pindah ke jalan raya yaitu di kampung
makkawing, sehingga kampung Kelinsai berubah nama menjadi kampung batu Ampar
dan menjadi bagian dari wilayah dusun Mungguk Lumut.ini diambil
dari nama pohon buah yaitu pohon buah tamang. Masyarakat dusun ini adalah sub
suku dayak Mali yang berasal dari kampung Pelipik ( sekarang menjadi dusun
Pelipik desa Temiang mali ).
Masyarakat ini yang berasal dari kampung Pelipik, karena berladang ada yang menyebar atau pindah sambil berladang yaitu di Tamang dan Sebual.
Masyarakat ini yang berasal dari kampung Pelipik, karena berladang ada yang menyebar atau pindah sambil berladang yaitu di Tamang dan Sebual.
Sekitar tahun
1978-an ada pembangunan jalan raya jalur Tayan -Sosok, sebagian besar penduduk Tamang ini pindah dan
membangun pemukiman ke pinggir jalan tersebut. Kemudian diikuti juga oleh masyarakat yang berasal
dari Sebual, kampung Batu Ampar dan Suga.
Menarik ceritanya.... Jadi tau....
ReplyDeleteTerima kasih atas cerita tentang Desa Mak kawing menarik
ReplyDelete