SEJARAH DESA TANGGUNG Kecamatan Jangkang - al segapuldes
Wednesday, 27 February 2019

SEJARAH DESA TANGGUNG Kecamatan Jangkang

Desa Tanggung terdiri dari 7 dusun, setiap dusun mempunyai catatan sejarah tersendiri, sejarah dusun –dusun tersebut dapat dilihat pada uraian dibawah ini :

Dusun Tanggung pada awalnya berada di tepi Sungai Tanggung, sehingga nama pemukiman ini diberi nama kampung  Tanggung. Pada umumnya penduduk asli kampung Tanggung adalah sub suku  dayak Jangkang benua. Masyarakat ini berasal dari kampung Tayu.   Sekitar tahun 1980-an dengan dibangun jalan jalur Kembayan ke Balai Sebut, sehingga pemukiman masyarakat Tanggung yang pada awalnya di tepi sungai Tanggung berpindah ke kiri-kanan jalan raya tersebut.


Dusun Tanggung pada tahun 1960-an menjadi desa gaya lama. Selanjutnya pada tahun 1970-an berubah menjadi desa dengan 4 dusun yaitu dusun Tanggung, Temura, Parus dan  Engkolai, dengan pusat desa di dusun Tanggung.  Sejalan dengan pertumbuhan penduduk terjadi pemekaran dusun, dimana pada tahun 2012 desa Tanggung ini menjadi 7 dusun, dimana dusun yang dimekar, yaitu sebagian wilayah dusun Engkolai dimekar menjadi dusun Seliding dan Benuang. Selanjutnya dusun Parus dimekarkan menjadi dusun Sebao .

Sejarah dusun Temura, dimana penduduknya berasal dari Dusun Tanggung, nama dusun Temura diambil dari nama sungai, yaitu Sungai Temura. Sekitar tahun 1980-an dengan dibangun jalan jalur Kembayan ke Balai Sebut, sehingga sebagian  masyarakat Tanggung yang pada awalnya di tepi sungai Tanggung berpindah ke kiri-kanan jalan raya tersebut, yaitu di sekitar Sungai Temura. Pada tahun 1960-an Dusun Tanggung menjadi desa gaya lama dan dusun Temura saat itu juga merupakan bagian dari Desa Tanggung. Selanjutnya pada tahun 1970-an, saat pembentukan desa Tanggung dengan wilayahnya terdiri 4 dusun yaitu dusun Tanggung, Temura, Parus  dan  Engkolai, dengan pusat desa di dusun Tanggung. 

Sedangkan dusun Parus, penduduknya berasal dari kampung Kobang yang saat ini menjadi wilayah Desa Jangkang . Dari kampung Kobang, masyarakat ini pindah ke lokasi baru yang bernama Tembawang Tudong, dan dilokasi tersebut terdapat nama sungai yaitu Sungai Tudong. Selama di kampung Tudong, masyarakat ini masuk dalam wilayah administrasi Desa Jangkang Benua. Sekitar tahun 1980-an dengan dibangun jalan jalur Kembayan ke Balai Sebut, sehingga pemukiman masyarakat di Tembawang Tudong  berpindah ke kiri-kanan jalan raya tersebut, dengan membentuk kampung baru yang diberi nama Parus, dan menjadi wilayah administrasi desa Tanggung.

Penduduk asli Dusun Sebao adalah masyarakat dari dusun Parus. Sekitar tahun 1980-an dengan dibangunnya jalan jalur Kembayan ke Balai Sebut, sehingga pemukiman masyarakat di Tembawang Tudong  berpindah, yaitu ada masyarakat yang pindah  ke kiri-kanan jalan raya tersebut, dengan membentuk kampung baru yang diberi nama Parus, dan menjadi wilayah desa Tanggung. Namun ada sebagian masyarakat Kampung parus yang pindah di muara Sungai Sebao. Namun karena ada wabah penyakit yang menyebabkan banyak penduduk yang meninggal-dunia dan masyarakat ini berpindah ke pemukiman baru yang terletak di tepi Sungai Cukis. Nama kampung ini bernama Cukis yang masih masuk dalam wilayah administrasi dusun Parus. Sekitar tahun 1990-an, dengan adanya kegiatan PT.Inhutani  membangun Hutan Tanaman Industri dan membuat jalan menuju lokasi areal kerja. Sehingga, dengan adanya jalan tersebut penduduk Kampung Cukis  berpindah dan membangun pemukiman di tepi jalan PT.Inhutani tersebut yang terletak diantara Sungai Cukis dan Sungai Sebao. Kampung yang berada dikiri kanan jalan tersebut diberi nama kampung sebao. Sedangkan masyarakat Dusun Parus yang pindah ditepi sungai selompaong di jalan PT Inhutani membentuk pemukiman kecil dan menetap. Karena air sungainya tidak layak dikonsumsi pemukiman berpindah lagi kepinggir sungai Same dan sekarang menjadi Kampung Same (RT pemukiman didalam administrasi dusun Sebao) dengan jarak dari pusat desa 48km. 

Nama dusun atau kampung Engkolai diambil dari nama sungai, yaitu Sungai Engkolai. Pada mulanya penduduk setempat   berasal dari suatu lokasi yang bernama Kampung Kobang.  Masyarakat dusun Engkolai adalah sub Suku  Dayak Jangkang benua, yaitu dari  Ketemenggungan Jangkang Kanan. Pada awalnya kampung Engkolai ini adalah lahan ladang masyarakat dari Kampung yang bernama  Kobang. Dimana saat ini menjadi   dusun Kobang yang merupakan bagian dari wilayah Desa Jangkang Benua. Pada mulanya Sambil berladang mereka  juga membangun pemukiman yang dikenal dengan “pelaman “. Namun semakin tahun semakin banyak masyarakat berladang di wilayah tersebut dan akhirnya mendirikan pemukiman menetap di tepi Sungai Engkolai atau disebut Kampung Engkolai. Sekitar tahun 1960-an kampung Engkolai  menjadi desa gaya lama. Selanjutnya pada tahun 1970-an berubah menjadi dusun yang merupakan bagian dari wilayah desa Tanggung, sehingga berubah dari bersatus desa ( disebut juga kampung ) menjadi dusun dan dusun Engkolai ini merupakan salah satu dusun dari Desa Tanggung. Pada tahun 2012 dusun Engkolai  dimekarkan menjadi 3 dusun, dimana  ada 2 dusun yang baru yaitu dusun Seliding dan Benuang.

Nama dusun Seliding berasal dari nama sungai , yaitu sungai Seliding yang melintas pemukiman saat ini. Terbentuknya pemukiman Seliding didorong adanya pembangunan atau pembukaan jalan menuju ke desa Pisang sekitar tahun 1990, sehingga lokasi tersebut menjadi simpang 3,  dan persimpangan tersebut menjadi tempat persinggahan atau seperti halte bis bagi masyarakat yang mau menuju desa Pisang. Kondisi ini mendorong masyarakat pemilik tanah disekitar simpang 3 ini membangun rumah yang awalnya untuk berdagang atau berwarung.  Masyarakat pemilik tanah ini berasal dari dusun Engkolai dan ada juga dari  desa Pisang. Pada awalnya kampung Seliding ini merupakan bagian wilayah dusun Engkolai. Dengan semakin bertambahnya penduduk dan banyaknya pemukiman di Seliding ini, sehingga pada tahun  2012 menjadi dusun tersendiri atau pemekaran dari dusun Engkolai.


Pada awalnya masyarakat dusun Benuang ini berasal dari kampung Tayu, yang bermukim di muara sungai Sebomban sebanyak 7 keluarga. Pemukiman ini diberinama Benuang yaitu sejenis tanaman pohon kayu hutan yang banyak tumbuh disekitar muara Sungai Sebomban. Kampung Benuang ini bagian dari pemukiman dusun Engkolai. Karena ada musibah yaitu kebakaran kampung, mengakibatkan ke-7 keluarga ini kehilangan rumah. Untuk itu masyarakat ini pindah dan  bermukim di tepi Sungai Sorai, pemukiman ini hanya bertahan kurang lebih 10 tahun dan penduduknya bertambah dari 7 keluarga menjadi 25 keluarga. Sekitar tahun  1990-an, adanya pembangunan atau pembukaan jalan menuju ke desa Pisang, penduduk kampung Benuang sejumlah 25 keluarga ini pindah ditepi jalan menuju desa Pisang. Perpindahkan penduduk ini disebabkan penduduk bertambah dan letaknya agak jauh dari jalan desa. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduknya dari 25 keluarga menjadi 83 keluarga, tokoh masyarakat setempat mengusulkan untuk menjadi dusun. Pada tahun  2012, kampung Benuang  menjadi dusun tersendiri yang merupakan bagian dari wilayah Desa Tanggung.

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2014 al segapuldes All Right Reserved